Suka Duka Menjadi Anak Petani

Suka Duka Menjadi Anak Petani - Hallo sahabat Belajar Pertanian Organik, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Suka Duka Menjadi Anak Petani, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Pojok Potret, Artikel potret pertanian, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Suka Duka Menjadi Anak Petani
link : Suka Duka Menjadi Anak Petani

Baca juga


Suka Duka Menjadi Anak Petani

Potret Pertanian - Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang pertanian, utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah dan lain lain), dengan harapan untuk memperoleh hasil dari tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain. Mereka juga dapat menyediakan bahan mentah bagi industri, seperti serealia untuk minuman beralkohol, buah untuk jus, dan wol atau kapas untuk penenunan dan pembuatan pakaian.

Setiap orang bisa menjadi petani (asalkan punya sebidang tanah atau lebih), walau ia sudah punya pekerjaan bukan sebagai petani. Maksud dari kalimat tersebut bukan berarti pemilik tanah harus mencangkul atau mengolah sendiri tanah miliknya, tetapi bisa bekerjasama dengan petani tulen untuk bercocok tanam di tanah pertanian miliknya. Apabila ini diterapkan, berarti pemilik tanah itu telah memberi pekerjaan kepada orang lain walau hasilnya tidak banyak. Apabila bermaksud mengolah sendiri, tentu harus benar-benar bisa membagi waktu, tetapi kemungkinan akan kesulitan kalau tanahnya lebih dari satu petak.

Bagaimana udah jelaskan dengan Mukodimah diatas, Sekarang saya akan bercerita Suka Duka Menjadi Anak Petani, Saya dilahirkan disebuah daerah terpencil di kabupaten lampung timur kala itu, daerah yang jauh dari keramaian kota, keluarga saya tergolong keluarga yang sangat sederhana, ya namanya hidup dikampung pekerjaan orang tua saya cuma sebagai pembuat gula merah dengan penghasilan yang sangat minim untuk sekedar memenuhi kebutuhan hidup kami.

kala itu umur saya sudah 6 tahun, dan mulai masuk sekolah dasar, Oarang Tua saya memutuskan untuk merantau didaerah tranmigrasi di lampung dengan harapan bisa meningkatkan perekonomian keluarga kami. pada tahun 89 kala itu jika gak salah terjadi prahara dikampung saya, kejadian sejarah MUJAHIDIN, saya tinggal dirumah hanya dengan ibuk karna bapak sedang merantau belum pulang.

Keadaan kampung kami mencekam suara tembakan dan bom molotop sering memekakkan telinga yang membuat semua orang dikampung kami semakin tercekam ketakutan. jika malam hari kami berkumpul 5 keluarga menjadi satu dalam rumah yang isinya hanya ibuk-ibuk dan anak-anak, sementara bagi yang lelaki membantu aparat desa untuk menjaga keamanan di lingkungan masing-masing. 

Setelah kejadian itu bapak menganbil saya dan ibuk saya untuk pindah didaerah tranmigrasi swakarsa bersama adik perempuan saya yang usianya belum genap satu tahun. kami hidup didaerah baru yang masih hutan belantara, Inilah yang membuat masa indah kecil saya tergolong kurang bahagia, pasalnya setiap pulang sekolah saya harus membantu bapak keladang bercocok tanam, setelah agak sore saya ngarus mencari rumput untuk ternak, tidak banyak sih cuma 3 ekor kambing. sampai ahirnya saya lulus sekolah dasar SD 2 Balam jaya dan alhamdulilah dapat melanjutkan pendidikan saya ke SMP N 1 Buko Poso. 

Setiap pagi saya harus mengayuh sepeda ontel saya sejauh 40 Km yang memakan waktu sampai 1 setengah jam. 3 tahun tak terasa dapat saya lalui dengan suka duka saya lulus dengan nilai alhamdulilah lumayan baik. saya masuk 5 besar di kabupaten lampung utara, saya mendapatkan undangan bersekolah di SMA terbaik di propinsi lampung.dengan bangga saya sampaikan kepada kedua orang tua bahwa saya mendapatkan kesempatan untuk bisa bersekolah di SMA Yang menjadi dambaan di propinsi Lampung. 

Bapak dan Ibuk pun bersukur dengan prestasi yang saya dapatkan. serta mendapat pujian dari kedua orang tua bahwa sanya mereka tidak sia-sia membanting tulang untuk menyekolahkan saya. tapi satu hal yang membuat saya bersedih, bahwa orang tua saya tidak setuju jika saya bersekolah dikota, alasanya biaya hidup dikota yang tinggi, belum lagi harus tinggal dengan Ngekos disana, sekalipun untuk biaya SPP saya dapat Beasiswa, tapi itukan hanya biaya SPP bagaimana dengan biaya hidup sehari-hari. 

Saya menyadari sekalipun saya sangat kecewa dengan keputusan Orang tua saya, tapi apalah daya saya hanya Anak seorang Petani yang hidup digaris kemiskinan, sehingga membuat saya harus kehilangan impian saya untuk dapat bersekolah di SMA impian saya.

Ahirnya saya memutuskan untuk bersekolah di SMA PGRI Way Serdang, dengan pertimbangan disekolah ini masih numpang di sekolah SMP, sehingga sekolah disini cuma bisa masuk siang, sementara sebelum berangkat sekolah saya bisa membantu orang tua keladang. 

Waktu terus berlalu, suka duka selama 3 tahun yang saya lalui selama bersekolah di SMA PGRI way serdang mengajarkan saya banyak hal, selain saya membantu orang tua keldang saya juga harus bekerja untuk mendapatkan tambahan uang belanja untuk sekolah. setelah saya pulang dari sekolah jam 6 sore, saya langsung berangkat ke sebuah pabrik tapioka PT. SINAR LAUT. Saya menjadi kuli sorong yang masuk jam 8 malam keluar sampai jam 8 pagi. sampai dirumah saya langsung membantu ortu saya keladang dan mencari rumput untuk ternak. sampai jam 12 sebelum saya berangkat sekolah. selama tiga tahun kegiatan itu saya lakukan, sekalipun sesekali waktu saya istirahat karena kecapean.

Pengumuman kelulusan dari sekolah setelah EBTANAS selesai, kali ini nilai saya kurang memuaskan, saya anya menempati juara ke 2 disekolah, saya sadar saya kurang maksimal dalam belajar, karena harus membagi waktu dengan kegiatan saya mencari tambahan uang.

Setelah lulus SMA saya memutuskan untuk mencari kerja, dengan harapan bisa mengumpulkan uang lebih banyak lagi untuk melanjutkan belajar di bangku kuliah. bebrapa tahun saya lalui ternyata mencari uang tak semudah dengan yang saya bayangkan. saya hidup dengan makan minum dan memenuhi kebutuhan hidup saya sendiri, sehingga membuat saya tidak bisa menabung. Niat untk bisa kuliah masih tinggi sampai suatu saat saya sampai kesumatera Barat Padang. dan bekerja awalnya disebuah toko Pestisida sebagai kuli timbang disana, beberapa tahun kemudian saya mendapat kesempatan untuk bekerja disebuah periusahaan Pestisida yang alahamdulilah pada masa itu kerjaan itu saya rasa sangat keren lah untuk ukuran saya yang hanya lulusan SMA PGRI, selebihnya yang bekerja disana adalah lulusan Sarjana semua.

Nasib Masih belum berpihak, saya masih belum bisa mendapatkan kesempatan untuk bisa merasakan bangku Kuliah, hingga pada suatu hari saya mendapatkan jodoh dengan seorang gadis asal transmigrasi di pesisir selatan dan setahun kemudian saya mendapatkan seorang anak laki-laki Benama Ghunara Ghandi Pramesta. tak lama kemudian saya dipindah tugaskan kembali didaerah alahan panjang, dan disanalah saya memutuskan untuk Kuliah disebuah Universitas Swasta di kota padang. Universitas Tamansiswa Padang setelah bermusawarah dengan keluarga kecil saya.

Perjalan masih panajng, dalam perjalanan saya banyak hal yang sangat luar biasa saya lalui, saya mulai kuliah pada tahun 2010, diperjalanannya saya dihadapkan dengan cobaan yang sangat luar biasa. yang tidak dapat saya ceritakan disini. hingga saat ini saya tulis Artikel Suka Duka Manjadi Anak Petani saya masih menjadi mahasiswa di Universitas Tamansiswa padang, sya banyak mengalami kendala dalam melaksanakan kuliah sehingga membuat saya harus menjadi mahasiswa abadi dengan 12 semester. 

Inilah sekelumit cerita tentang saya, bagaimana susahnya menjadi anak petani yang kurang beruntung. semoga ini dapat menjadi pelajaran untuk dikemudian hari, saya bangga dengan kedua orang tua saya yang selalu menyuport apa yang saya lakukan,. sebenarnya saat ini saya kangen dengan kedua orang tua saya, yang membuat saya flashbeck perjalan hidup saya. semoga Allah selelu melindungi dna memberikan kesehatan selalu buat kedua Orang tua dan sanak saudara saya dikampung. salam sujud untuk Bapak dan Ibuk dirumah. maafkan anakmuyang belum bisa pulang. anakmju kangen doakan selalu untuk dapat melalui jalan hidup yang kadang Rumit dan Melelahkan.
 


Demikianlah Artikel Suka Duka Menjadi Anak Petani

Sekianlah artikel Suka Duka Menjadi Anak Petani kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Suka Duka Menjadi Anak Petani dengan alamat link https://caramenanamorganik.blogspot.com/2017/03/suka-duka-menjadi-anak-petani.html

0 Response to "Suka Duka Menjadi Anak Petani"

Posting Komentar