KERUSAKAN TANAMAN OLEH PENGGANGGU

KERUSAKAN TANAMAN OLEH PENGGANGGU - Hallo sahabat Belajar Pertanian Organik, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul KERUSAKAN TANAMAN OLEH PENGGANGGU, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Laporan praktikum Dasar-dasar perlindungan tanaman, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : KERUSAKAN TANAMAN OLEH PENGGANGGU
link : KERUSAKAN TANAMAN OLEH PENGGANGGU

Baca juga


KERUSAKAN TANAMAN OLEH PENGGANGGU


Perlakuan yang dilakukan oleh petani ialah untuk mendapatkan hasil produksi yang maksimal sehinga bisa mencukupi kebutuhan dan kearah kehidupan yang lebih baik. Namun seiring berkembangnya zaman serta kebutuhan konsumen yang semakin meningkat, ada kendala dalam petani yang tentunya sangat berdampak bagi konsumen , baik produsen apabila hal ini teru berlanjut .  Yakni, rusaknya tanaman oleh penggangu.Abnormalitas yang ditunjukkan suatu penyakit dapat hanya setempat atau menyeluruh. Abnormalitas yang timbul hanya setempat atau hanya terbatas pada daerah tertentu saja di bagian tubuh tanaman disebut abnormalitas lesional atau lokal, sedangkan abnormalitas yang timbul pada seluruh tubuh tanaman disebut abnormalitas sistemik. Beberapa jenis hama tidak hanya memakan bagian tubuh tanaman tetapi juga mengeluarkan substansi tertentu yang berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Beberapa jenis hama yang lain akan meninggalkan bekas aktivitas yang khas. Adanya patogen, salah satu kelompok pengganggu yang menyebabkan sakitnya tanaman, di dalam tubuh tanaman menyebabkan suatu reaksi. Sebagai akibat dari reaksi tersebut maka suatu abnormalitas tertentu akan dampak pada tanaman. Perkembangan selanjutnya bagian patogen atau patogen itu sendiri dapat menampakkan diri pada permukaan tanaman inang yang abnormal tersebut. Abnormalitas atau perubahan-perubahan yang ditunjukkan oleh tanaman sakit sebagai akibat serangan agensia penyebab penyakit (patogen) tersebut disebut gejala. Sedangkan pengenalan yang ditunjukkan oleh selain reaksi tanaman inang disebut tanda.(Thomas, A. N. S., 1999). Organisme Pangganggu Tanaman terdiri dari tiga kelompok pengganggu yaitu hama (binatang Vertebrata dan Invertebrata), penyakit (Mikoplasma, Virus, Jamur, Bakteri) dan gulma (rumput-rumputan dan gulma berdaun lebar). OPT tersebut sangat besar peranannya di bidang pertanian karena sebagai pengganggu tanaman mereka mampu membuat luka tanaman, luka menyebabkan kerusakan tanaman, selanjutnya kerusakan tanaman akan berdampak pada penurunan angka hasil dan mutu hasil produksi tanaman. Akhirnya penurunan angka hasil dan mutu hasil tersebut akan berdampak pada kerugian. Dalam mengganggu tanaman, pengganggu dapat bekerja sendiri-sendiri atau dapat bekerja sama antara dua atau lebih pengganggu (vektor, sinergisme, mengangkut, membuat jalan masuk). Gangguan hama lebih banyak bersifat mekanik yang prosesnya tidak berkesinambungan, gangguang penyakit lebih bersifat gangguang fisiologis tanaman yang sifatnya berkesinambungan dan gangguan gulma lebih bersifat persaingan baik unsur hara maupun cahaya. Dalam rangka mencukupi kebutuhan hidup manusia akan pangan dan sandang, maka setiap usaha budidaya pertanian mutlak perlu dilakukan perlindungan tanaman terhadap OPT. Perlindungan tanaman dapat dilakukan melalui berbagai taktik pengendalian hama dan penyakit (mekanik, fisik, kultur teknis, penggunaan tanaman tahan hama dan penyakit, hayati, rekayasa genetik, pemanfaatan senyawa atraktan, repelen, pheromon dan pestisida) yang dilakukan dalam satu kesatuan pengendalian yang lazim dikenal sebagai PHT (Pengendalian/Pengelolaan Hama Terpadu). Menghadapi era globalisasi dan perdagangan bebas beberapa tahun mendatang serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi membuat orang sadar akan keamanan pangan dan lingkungan. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka peran perlindungan tanaman menjadi semakin peting, utamanya perlindungan tanaman  yang sifatnya ramah lingkungan dan tidak menimbulkan dampak residu pestisida.
(Kusnaedi, 2004.)
Di dalam mempelajari ilmu penyakit tumbuhan (Fitopatologi) sebelum seseorang melangkah lebih lanjut untuk menelaah suatu penyakit secara mendalam, terlebih dahulu harus bisa mengetahui tumbuhan yang dihadapi sehat ataukah sakit. Untuk keperluan diagnosis, maka pengertian tentang tanda dan gejala perlu diketahui dengan baik.
Gejala dapat setempat (lesional) atau meluas (habital, sistemik). Gejala dapat dibedakan yaitu gejala primer dan sekunder. Gejala primer terjadi pada bagian yang terserang oleh penyebab penyakit. Gejala sekunder adalah gejala yang terjadi di tempat lain dari tanaman sebagai akibat dari kerusakan pada bagian yang menunjukkan gejala primer. Fasiasi pada tanaman cabai tipe kerusakan yang ditimbulkan ialah hiperplastik yaitu kerusakan yang ditimbulkan karena adanya pertumbuhan sel atau bagian sel yang melebihi dai pada pertumbuhan yang biasa. Fasiasi ini ialah (Fasciasi, Fasciation) : suatu organ yang seharusnya bulat dan lurus berubah menjadi pipih, lebar dan membelok, bahkan ada yang membentuk seperti spiral. Pada tanaman cabai yang diamati di dalam tabung yang telah di awetkan terdapat perubahan bentuk batang cabai yang pada batang cabai biasanya bentuk batangnya ialah bulat berubah menjadi pipih melebar. Sehingga akan membuat batang tanaman cabai menjadi lemah dan pada akhirnya akan tumbang dan tanaman akan mati. Fasiasi pada tanaman cabai ini disebabkan oleh patogen yang menginjeksikan suatu cairan ke dalam batang tanaman sehingga membuat batang pertumbuhan selnya melebihi pertumbuhan yang biasanya sehingga batang tanaman cabai ini menjadi rentan dan tidak mempunya daya tegak ke atas sehingga mengakibatkan batang menjadi roboh. Cara pengendalian fasiasi pada tanaman cabai ini ialah dengan mencabut tanaman dan membakarnya hal ini bertujuan agar patogen ini tidak menyebar atau menyerang tanaman cabai yang lainnya. Kerusakan tanaman oleh pengganggu pada tanaman kentang. Pengganggu ini merusak pada bagian umbi kentang. Kelas phycomycetes, ordo chytridiales adalah ordo yang hifanya tidak berkembang dengan sempurna salah satu anggotanya yang penting adalah synchytrium endobioticum, penyebab penyakit kutil pada umbi kentang sehingga umbi kentang pada permukaannya terdapat benjolan-benjolan ke luar, dan apabila umbi tersebut dibelah maka akan terlihat haluan lubang-lubang tempat ulat-ulat berkembang. Penggerek umbi kentang Penggerek umbi kentang (Phthorimaea operculella Zell.) merusak umbi kentang di dalam gudang dan memakan daun kentang di lapangan. Gejala serangannya adalah daun berwarna merah tua dan tampak adanya jalinan seperti benang yang membungkus ulat kecil berwarna kelabu. Biasanya daun menggulung karena larvanya bersembunyi di dalamnya. Sedangkan gejala serangan pada umbi di dalam gudang adalah tampak adanya kotoran yang berwarna cokelat tua pada kulit umbi. Apabila umbi dibelah, akan tampak lubang-lubang atau alur-alur. Pemberantasannya di lapanb an adalah dengan menyemprotkan Tamaron 200 LC (0,2010) atau Orthene 75 SP (0,1 %). Sedangkan pemberantasannya di gudang adalah dengan menggunakan Sevin 5 D sebanyak 1,5 kg/ton kentang, atau dengan menaburkan serbuk daun Lantana camara yang telah dikeringkan setebal 2 cm pada umbi kentang. Penyakit Penyakit yang sering menyerang pertanaman kentang antara lain sebagai berikut. Bercak kering Gejala serangannya adalah mula-mula tampak berupa bercak kecil pada daun-daun bawah, kemudian berkembang. Bercak ini berwarna cokelat dengan tanda khas berupa lingkaran-lingkaran. Serangan dapat dijumpai pada tangkai daun, batang, bahkan umbi. Pada tangkai daun dan batang, gejala serangannya berupa bercak cokelat yang memanjang. Sedangkan pada umbi, bercaknya agak melekuk, pinggirannya menonjol bulat, dan dalamnya sekitar 0,3 cm. Penyebab penyakit ini adalah jamur Altenaria solani. Penyakit ini dapat dicegah dengan Dithane M-45, Blitox-50, dan Antracol. Untuk pengendaliannya sebaiknya kita menggunakan varietas yang tahan atau penggunaan fungisida yang telah diizinkan pemakaiannnya. Penyakit tanaman kentang lainnya adalah penyakit layu fusarium, kanker batang, dan penyakit kudis. Kerusakan tanaman yang diakibatkan oleh pengganggu pada daun tanaman cabai. Hal ini disebabkan adanya pertumbuhan sel atau bagian sel yang melebihi dari pada pertumbuhan yang biasa hal ini terjadi pada bagian daun sehingga menyebabkan daun tanaman cabai menjadi banyak dan daunnya menjadi keriting. Menggulung atau mengeritingnya daun cabai   gejala ini disebabkan karena pertumbuhan yang tidak seimbang dari bagian-bagian daun. Gejala menggulung terjadi apabila salah satu sisi pertumbuhannya selalu lebih cepat dari yang lain, sedang gejala mengeriting terjadi apabila sisi yang pertumbuhannya lebih cepat bergantian, sebagai akibatnya suplai makanan tertuju atau terfokus dalam pembentukan daun sehingga pembentukan buah pada tanaman ini akan berkurang. Penyakit ini disebabkan oleh virus atau MLO(Mycoplasm Like Organism) yang disebar oleh serangga vektor. Daun mula berubah bentuk menjadi seperti kerupuk dengan ketebalan melebihi daun normal.Warna permukaan daun bagian bawah menjadi kasar,tulang daun menebal dan keriput. Kelainan ini akan menyebar sampai ke pucuk dan daun-daun lain dalam satu pohon. Hingga akhir pertumbuhan tanaman tertekan dan tidak bisa bertambah besar, serta konopinya pun mengecil. Pengendalian untuk kerusakan ini ialah dengan mencabut tanaman cabai yang terserang kemudian membakarnya hal ini bertujuan agar penyakit tersebut tidak tertular pada tanaman yang lainnya. Kerusakan tanaman oleh pengganggu pada tanaman kol. Kerusakan yang ditimbulkan merupakan tipe kerusakan dari hipoplastik atropi yaitu sekumpulan sel pada daerah yang agak luas pada daun atau batang kol memanjang sehingga bagian itu nampak membengkak, gejala ini sering disebut dengan gejala busung (cedema). Daun berbercak kebasahan yang bentuknya tidak teratur. Akibat infeksi bakteri sekunder, tanaman mengeluarkan bau busuk yang khas. Bakteri Erwinia carotovora pv.carotovora adalah penyebab utama. Cara pengendaliannya ialah dengan menyemprotkan baterisida pada tanaman kol yang terserang tersebut, menanam varietas yang tahan terhadap penyakit, rotasi tanaman selama kurang lebih 3 tahun dengan tanaman yang tidak sejenis dengan siklus ini kehidupan patogen ataupun penyakit dapat terputus karena kehilangan tanaman inangnya selama beberapa musim tanaman. Kerusakan tanaman yang diakibatkan nemathoda pada tanaman Euphorbia hifa, nemathoda tersebut menyerang pada bagian batang tanaman inangnya. Hal ini dapat dilihat dari benjolan-benjolan yang terdapat pada batang tanaman inang jika benjolan-benjolan tersebut di belah maka akan terdapat ulat atau nemathoda yang ada di dalamnya. Nemathoda ini akan mengambil makanan dari tanaman inangnya sehingga batang tanaman inang akan menjadi rapuh atau rentan sehingga pada akhirnya tanaman inang lama kelamaan akan mati. Pengendaliannya ialah dengan menyemprotkan pestisida pada tanaman inang sehingga nemathoda yang ada di tanaman inang tersebut akan mati. Kerusakan tanaman yang diakibatkan oleh pengganggu pada daun pisang. Tipe kerusakan yang ditimbulkan ialah tipe nekrotik nekrosis. sekumpulan sel yang terbatas pada jaringan tertentu mati, sehingga terlihat adanya bercak-bercak atau noda-noda yang berwarna coklat atau hitam. Bentuk bercak ada yang bulat, memanjang, bersudut dan ada yang tidak teratur bentuknya hal ini disebabkan oleh jamur Cercospora musae. Bagian yang diserang adalah daun dengan gejala bintik sawo matang yang makin meluas. Pengendalian: dengan menggunakan fungisida yang mengandung Copper oksida atau Bubur Bordeaux (BB), selain itu juga dapat dikendalikan dengan menanam varietas yang tahan terhadap penyakit sehingga daya tumbuhnya dapat maksimal, dengan daerah yang cocok pada perkembangan pisang tersebut.

Referensi :
Thomas, A. N. S., 1999, Tanaman Obat Tradisional I, 99-101, 124-125, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Kusnaedi, 2004. Pengendalian Hama Tanpa Pestisida. Jakarta, Penebar Swadaya.
Matnawy, H. 2003. Perlindungan Tanaman. Yogyakarta, Kanisius.


Demikianlah Artikel KERUSAKAN TANAMAN OLEH PENGGANGGU

Sekianlah artikel KERUSAKAN TANAMAN OLEH PENGGANGGU kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel KERUSAKAN TANAMAN OLEH PENGGANGGU dengan alamat link https://caramenanamorganik.blogspot.com/2012/11/kerusakan-tanaman-oleh-pengganggu.html

0 Response to "KERUSAKAN TANAMAN OLEH PENGGANGGU"

Posting Komentar