Judul : BUDIDAYA TANAMAN KARET YANG BAIK
link : BUDIDAYA TANAMAN KARET YANG BAIK
BUDIDAYA TANAMAN KARET YANG BAIK
Pelaksanaan kegiatan pembangunan kebun karet mengacu pada teknik budidaya karet dengan tahapan sebagai berikut :
A. Persyaratan Tumbuh
Budidaya tanaman karet memerlukan persyaratan tumbuh sebagai berikut :
A. Persyaratan Tumbuh
Budidaya tanaman karet memerlukan persyaratan tumbuh sebagai berikut :
.1. Iklim
- Tinggi tempat 0 sampai 200 m dpl.
- Curah hujan 1.500 sampai 3.000 mm/th.
- Bulan kering kurang dari 3 bulan.
- Kecepatan angin maksimum kurang atau sama dengan 30 km/jam.
a.2. Tanah
- Kemiringan tanah kurang dari 10%.
- Jeluk efektif lebih dari 100 cm.
- Tekstur tanah terdiri lempung berpasir dan liat berpasir.
- Batuan di permukaan maupun di dalam tanah maksimal 15%.
- pH tanah berkisar antara 4,3 – 5,0.
- Drainase tanah sedang. b. Bahan Tanam
b.1 Jenis klon anjuran Klon penghasil lateks : BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, PB 260 Klon penghasil lateks-kayu : BPM 1, PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, 112, IRR 118 Klon penghasil kayu : IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78
Klon-klon yang sudah tidak direkomendasi, bukan berarti klon tersebut tidak boleh ditanam, dengan memperhatikan kondisi agroekosistem, sistem pengelolaan yang diterapkan dan luas areal sudah ditanami klon tersebut.
b.2 Batang bawah : Syarat kebun sumber biji untuk batang bawah yaitu: - Terdiri dari klon monoklonal anjuran untuk sumber benih. - Kemurnian klon minimal 95%. - Umur tanaman 10-25 tahun.
- Pertumbuhan normal dan sehat
- Penyadapan sesuai norma.
- Luas blok minimal 15 ha.
- Topografi relatif datar.
b.3 Sumber benih
_ PT London Sumatera Plantation.
_ Balai Penelitian Sungei Putih, Pusat Penelitian Karet, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.
_ Balai Penelitian Sembawa, Pusat Penelitian Karet, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.
_ Balai Penelitian Getas, Pusat Penelitian Karet, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.
c. Persiapan Lahan
c.1. Pembukaan Lahan Penyiapan lahan , pengajiran dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Secara Mekanis
- Pohon karet tua (replanting) atau semak dan atau pohonnon karet (new planting) ditebang dengan menggunakan gergaji (Chain saw), atau didorong menggunakan ekscavator sehingga perakaran ikut terbongkar.
- Pohon yang telah tumbang segera dipotong-potong dengan panjang sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
- Bagian-bagian cabang dan ranting yang masih tertinggal dipotong-potong lebih pendek untuk memudahkan pengumpulan pada jalur yang telah ditetapkan.
- Sambil menunggu pekerjaan memotong ranting yang tersisa, pekerjaan dilanjutkan dengan membongkar tunggul yang masih tersisa di lapang.
- Pembongkaran tunggul dapat dilakukan dengan menggunakan alat berat (buldozer) sehingga sebagian besar tunggul dan akar tanaman karet dapat terangkat.
- Semua tunggul yang telah dibongkar bersama dengan sisa cabang dan ranting dibersihkan dengan cara dirumpuk/dikumpulkan.
- Hasil rumpukan diusahakan agar terkena sinar matahari sebanyak-banyaknya sehingga cepat kering. Jarak antar tumpukan kayu karet diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu pekerjaan pengolahan tanah dan tumpang tindih dengan barisan tanaman.
- Khusus untuk areal peremajaan, tunggul kayu dan seluruh perakaran mutlak harus dibuang dan diangkat untuk mencegah tumbuhnya kembali JAP, minimal tunggul yang berdekatan dengan tanaman baru.
- Pembongkaran atau penebangan habis seluruh tanaman yang tumbuh (land clearing), yang dianjurkan adalah pengolahan lahan tanpa bakar (zero burning).
2. Secara Kimiawi Urutan pekerjaan dalam penyiapan lahan secara kimiawi adalah sebagai berikut : *). Peracunan tunggul - Peracunan tunggul dapat dilakukan antara lain dengan 2,4,5-T ataupun garlon.
d. Penanaman
d.1 Persiapan Penanaman
Setelah lahan siap ditanami, langkah selanjutnya adalah persiapan tanam dengan tahapan sebagai berikut :
1). Mengajir - Untuk memperoleh hasil yang optimal, jarak tanam karet yang direkomendasikan adalah 6 m x 3 m atau jumlah populasi sekitar 550 pohon per ha.
d.2 Pembuatan Lubang Tanam
1) Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm dan disiapkan minimal 2 minggu sebelum penanaman.
2) Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan meng-gunakan cangkul tanah. Tanah bagian bawah (sub-soil) dipisahkan dengan dengan tanah bagian atas (top-soil).
3) Selanjutnya diberikan pupuk dasar yaitu SP 36 dengan dosis 125 gram/pohon atau sekitar 62,5 kg/ha.
d.3 Penanaman
i). Waktu Penanaman tanaman karet dilakukan pada awal musim penghujan, saat tersebut merupakan awal yang baik/optimal untuk memulai penanaman dan harus berakhir sebelum musim kemarau.
ii). Pelaksanaan Tanam Bibit yang akan ditanam dapat berupa stum mata tidur maupun bibit dengan payung satu. Adapun ketentuan bibit siap tanam adalah sebagai berikut :
- Apabila bahan tanam berupa stum mata tidur, maka mata okulasi harus sudah membengkak/mentis. Hal ini dapat diperoleh dengan cara menunda pencabutan bibit minimal seminggu sejak dilakukan pemotongan batang bawah.
- Sedangkan, jika bahan tanam yang dipakai adalah bibit yang sudah ditumbuhkan dalam polybag, maka bahan yang dipakai maksimum memiliki dua payung daun tua. - Penanaman dilakukan dengan memasukkan bibit ke tengah-tengah lubang tanam. Untuk bibit stum mata tidur, arah mata okulasi diseragamkan menghadap gawangan pada tanah yang rata, sedangkan pada tanah yang berlereng mata okulai diarahkan bertolak belakang dengan dinding teras, sedangkan bibit dalam polybag arah okulasi menghadap Timur.
- Kemudian bibit ditimbun dengan tanah bagian bawah (sub-soil) dan selanjutnya dengan tanah bagian atas (top-soil). Selanjutnya, tanah dipadatkan secara bertahap sehingga timbunan menjadi padat dan kompak, tidak ada rongga udara dalam lubang tanam.
- Lubang tanam ditimbun sampai penuh, hingga permukaan rata dengan tanah di sekelilingnya. Untuk bibit stum mata tidur kepadatan tanah yang baik, ditandai dengan tidak goyang dan tidak dapat dicabutnya stum yang ditanam, sedangkan bibit dalam polybag pemadatan tanah dilakukan dengan hati-hati mulai dari bagian pinggir ke arah tengah.
d.4 Penyulaman
- Penyulaman dilakukan dengan bahan tanam yang relatif seumur dengan tanaman yang disulam. Hal ini dilakukan dengan selalu menyediakan bahan tanam untuk sulaman dalam polybag sekitar 10% dari populasi tanaman.
e. Pemeliharaan Tanaman
e.1 Pembuangan Tunas Palsu - Tunas palsu adalah tunas yang tumbuh bukan dari mata okulasi. Tunas ini banyak tumbuh pada bahan tanam stum mata tidur, sedangkan pada bibit stum mini atau bibit polybag, tunas palsu jumlahnya relatif kecil.
- Pemotongan tunas palsu harus dilakukan sebelum tunas berkayu. Hanya satu tunas yang ditinggalkan dan dipelihara yaitu tunas yang tumbuh dari mata okulasi. Pembuangan tunas palsu ini akan mempertahankan kemurnian klon yang ditanam.
e.2 Pembuangan Tunas Cabang
- Tunas cabang adalah tunas yang tumbuh pada batang utama pada ketinggian sampai dengan 2,75 m-3,0 m dari atas tanah.
- Pemotongan tunas cabang dilakukan sebelum tunas berkayu, karena cabang yang telah berkayu selain sukar dipotong, akan merusak batang kalau pemotongannya kurang hati-hati.
e.3 Perangsangan Percabangan
- Percabangan yang seimbang pada tajuk tanaman karet sangat penting, untuk menghindari kerusakan oleh angin.
- Perangsangan percabangan perlu dilakukan pada klon yang sulit membentuk percabangan (GT-1, RRIM-600), sedangkan pada klon yang lain seperti PB-260 dan RRIC- 100, percabangan mudah terbentuk sehingga tidak perlu perangsangan.
- Untuk perangsangan cabang ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu pembuangan ujung tunas, penutupan ujung tunas, pengguguran daun, pengikatan batang, dan pengeratan batang. e.4 Pemupukan i). Dosis pemupukan 1) Pemupukan pada masa TBM kurang dari 1 tahun
Tanah Kurang Subur
Tanah Subur 3) Pemupukan pada masa TBM (2-5 tahun)
4) Pemupukan pada masa TM
ii) Cara Pemupukan 1) Pemupukan dengan butiran (granular) Adapun Dosis pemupukan sebagai berikut :
Pemberian Urea ke-1, 2, 3 dan 4 masing-masing setelah tanaman berumur 2, 5, 8 dan 12 bulan di lapangan. Tiap pemberian : seperempat dosis dalam setahun.
Pemberian Urea ke-1, 2 dan 3 masing-masing setelah tanaman berumur 15,18 dan 24 bulan di lapangan.
Pemberian pertama dan kedua, termasuk dosis TSP, KCl dan Kieserit pada tahun ke-1, 2 di lapangan, masing-masing pada bulan Pebruari dan Agustus/September.
Diberikan menjelang daun tumbuh kembali setelah masa gugur daun.
2) Pemupukan dengan tablet - Kehilangan hara dari pupuk yang terjadi melalui proses pencucian dan erosi dapat dikurangi - Hara pupuk larut dengan proses lepas lambat (slow release) sehingga secara efektif dan efisien dapat diserap oleh tanaman - Aplikasi pupuk lebih mudah, menghemat tenaga dan biaya Pupuk tablet dengan formula tertentu digunakan dengan cara membenamkan/ditugal ke dalam tanah sdi sekitar tanaman dengan jumlah sesuai dengan dosis yang diperlukan untuk jangka waktu tertentu (2 tahun). Pemupukan ini dilakukan sesaat setelah tanam dan baru diulangi lagi pada waktu persediaan pupuk dalam tanah sudah habis (tahun ke-3) Sumber : Pedoman Teknis Karet, Dirjenbun Kementerian RI
- Tinggi tempat 0 sampai 200 m dpl.
- Curah hujan 1.500 sampai 3.000 mm/th.
- Bulan kering kurang dari 3 bulan.
- Kecepatan angin maksimum kurang atau sama dengan 30 km/jam.
a.2. Tanah
- Kemiringan tanah kurang dari 10%.
- Jeluk efektif lebih dari 100 cm.
- Tekstur tanah terdiri lempung berpasir dan liat berpasir.
- Batuan di permukaan maupun di dalam tanah maksimal 15%.
- pH tanah berkisar antara 4,3 – 5,0.
- Drainase tanah sedang. b. Bahan Tanam
b.1 Jenis klon anjuran Klon penghasil lateks : BPM 24, BPM 107, BPM 109, IRR 104, PB 217, PB 260 Klon penghasil lateks-kayu : BPM 1, PB 330, PB 340, RRIC 100, AVROS 2037, IRR 5, IRR 32, IRR 39, IRR 42, 112, IRR 118 Klon penghasil kayu : IRR 70, IRR 71, IRR 72, IRR 78
Klon-klon yang sudah tidak direkomendasi, bukan berarti klon tersebut tidak boleh ditanam, dengan memperhatikan kondisi agroekosistem, sistem pengelolaan yang diterapkan dan luas areal sudah ditanami klon tersebut.
b.2 Batang bawah : Syarat kebun sumber biji untuk batang bawah yaitu: - Terdiri dari klon monoklonal anjuran untuk sumber benih. - Kemurnian klon minimal 95%. - Umur tanaman 10-25 tahun.
- Pertumbuhan normal dan sehat
- Penyadapan sesuai norma.
- Luas blok minimal 15 ha.
- Topografi relatif datar.
b.3 Sumber benih
_ PT London Sumatera Plantation.
_ Balai Penelitian Sungei Putih, Pusat Penelitian Karet, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.
_ Balai Penelitian Sembawa, Pusat Penelitian Karet, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.
_ Balai Penelitian Getas, Pusat Penelitian Karet, Lembaga Riset Perkebunan Indonesia.
c. Persiapan Lahan
c.1. Pembukaan Lahan Penyiapan lahan , pengajiran dilakukan dengan tahapan sebagai berikut : 1. Secara Mekanis
- Pohon karet tua (replanting) atau semak dan atau pohonnon karet (new planting) ditebang dengan menggunakan gergaji (Chain saw), atau didorong menggunakan ekscavator sehingga perakaran ikut terbongkar.
- Pohon yang telah tumbang segera dipotong-potong dengan panjang sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.
- Bagian-bagian cabang dan ranting yang masih tertinggal dipotong-potong lebih pendek untuk memudahkan pengumpulan pada jalur yang telah ditetapkan.
- Sambil menunggu pekerjaan memotong ranting yang tersisa, pekerjaan dilanjutkan dengan membongkar tunggul yang masih tersisa di lapang.
- Pembongkaran tunggul dapat dilakukan dengan menggunakan alat berat (buldozer) sehingga sebagian besar tunggul dan akar tanaman karet dapat terangkat.
- Semua tunggul yang telah dibongkar bersama dengan sisa cabang dan ranting dibersihkan dengan cara dirumpuk/dikumpulkan.
- Hasil rumpukan diusahakan agar terkena sinar matahari sebanyak-banyaknya sehingga cepat kering. Jarak antar tumpukan kayu karet diatur sedemikian rupa agar tidak mengganggu pekerjaan pengolahan tanah dan tumpang tindih dengan barisan tanaman.
- Khusus untuk areal peremajaan, tunggul kayu dan seluruh perakaran mutlak harus dibuang dan diangkat untuk mencegah tumbuhnya kembali JAP, minimal tunggul yang berdekatan dengan tanaman baru.
- Pembongkaran atau penebangan habis seluruh tanaman yang tumbuh (land clearing), yang dianjurkan adalah pengolahan lahan tanpa bakar (zero burning).
2. Secara Kimiawi Urutan pekerjaan dalam penyiapan lahan secara kimiawi adalah sebagai berikut : *). Peracunan tunggul - Peracunan tunggul dapat dilakukan antara lain dengan 2,4,5-T ataupun garlon.
d. Penanaman
d.1 Persiapan Penanaman
Setelah lahan siap ditanami, langkah selanjutnya adalah persiapan tanam dengan tahapan sebagai berikut :
1). Mengajir - Untuk memperoleh hasil yang optimal, jarak tanam karet yang direkomendasikan adalah 6 m x 3 m atau jumlah populasi sekitar 550 pohon per ha.
d.2 Pembuatan Lubang Tanam
1) Lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 40 cm dan disiapkan minimal 2 minggu sebelum penanaman.
2) Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan meng-gunakan cangkul tanah. Tanah bagian bawah (sub-soil) dipisahkan dengan dengan tanah bagian atas (top-soil).
3) Selanjutnya diberikan pupuk dasar yaitu SP 36 dengan dosis 125 gram/pohon atau sekitar 62,5 kg/ha.
d.3 Penanaman
i). Waktu Penanaman tanaman karet dilakukan pada awal musim penghujan, saat tersebut merupakan awal yang baik/optimal untuk memulai penanaman dan harus berakhir sebelum musim kemarau.
ii). Pelaksanaan Tanam Bibit yang akan ditanam dapat berupa stum mata tidur maupun bibit dengan payung satu. Adapun ketentuan bibit siap tanam adalah sebagai berikut :
- Apabila bahan tanam berupa stum mata tidur, maka mata okulasi harus sudah membengkak/mentis. Hal ini dapat diperoleh dengan cara menunda pencabutan bibit minimal seminggu sejak dilakukan pemotongan batang bawah.
- Sedangkan, jika bahan tanam yang dipakai adalah bibit yang sudah ditumbuhkan dalam polybag, maka bahan yang dipakai maksimum memiliki dua payung daun tua. - Penanaman dilakukan dengan memasukkan bibit ke tengah-tengah lubang tanam. Untuk bibit stum mata tidur, arah mata okulasi diseragamkan menghadap gawangan pada tanah yang rata, sedangkan pada tanah yang berlereng mata okulai diarahkan bertolak belakang dengan dinding teras, sedangkan bibit dalam polybag arah okulasi menghadap Timur.
- Kemudian bibit ditimbun dengan tanah bagian bawah (sub-soil) dan selanjutnya dengan tanah bagian atas (top-soil). Selanjutnya, tanah dipadatkan secara bertahap sehingga timbunan menjadi padat dan kompak, tidak ada rongga udara dalam lubang tanam.
- Lubang tanam ditimbun sampai penuh, hingga permukaan rata dengan tanah di sekelilingnya. Untuk bibit stum mata tidur kepadatan tanah yang baik, ditandai dengan tidak goyang dan tidak dapat dicabutnya stum yang ditanam, sedangkan bibit dalam polybag pemadatan tanah dilakukan dengan hati-hati mulai dari bagian pinggir ke arah tengah.
d.4 Penyulaman
- Penyulaman dilakukan dengan bahan tanam yang relatif seumur dengan tanaman yang disulam. Hal ini dilakukan dengan selalu menyediakan bahan tanam untuk sulaman dalam polybag sekitar 10% dari populasi tanaman.
e. Pemeliharaan Tanaman
e.1 Pembuangan Tunas Palsu - Tunas palsu adalah tunas yang tumbuh bukan dari mata okulasi. Tunas ini banyak tumbuh pada bahan tanam stum mata tidur, sedangkan pada bibit stum mini atau bibit polybag, tunas palsu jumlahnya relatif kecil.
- Pemotongan tunas palsu harus dilakukan sebelum tunas berkayu. Hanya satu tunas yang ditinggalkan dan dipelihara yaitu tunas yang tumbuh dari mata okulasi. Pembuangan tunas palsu ini akan mempertahankan kemurnian klon yang ditanam.
e.2 Pembuangan Tunas Cabang
- Tunas cabang adalah tunas yang tumbuh pada batang utama pada ketinggian sampai dengan 2,75 m-3,0 m dari atas tanah.
- Pemotongan tunas cabang dilakukan sebelum tunas berkayu, karena cabang yang telah berkayu selain sukar dipotong, akan merusak batang kalau pemotongannya kurang hati-hati.
e.3 Perangsangan Percabangan
- Percabangan yang seimbang pada tajuk tanaman karet sangat penting, untuk menghindari kerusakan oleh angin.
- Perangsangan percabangan perlu dilakukan pada klon yang sulit membentuk percabangan (GT-1, RRIM-600), sedangkan pada klon yang lain seperti PB-260 dan RRIC- 100, percabangan mudah terbentuk sehingga tidak perlu perangsangan.
- Untuk perangsangan cabang ada beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu pembuangan ujung tunas, penutupan ujung tunas, pengguguran daun, pengikatan batang, dan pengeratan batang. e.4 Pemupukan i). Dosis pemupukan 1) Pemupukan pada masa TBM kurang dari 1 tahun
Tanah Kurang Subur
Tanah Subur 3) Pemupukan pada masa TBM (2-5 tahun)
4) Pemupukan pada masa TM
ii) Cara Pemupukan 1) Pemupukan dengan butiran (granular) Adapun Dosis pemupukan sebagai berikut :
Pemberian Urea ke-1, 2, 3 dan 4 masing-masing setelah tanaman berumur 2, 5, 8 dan 12 bulan di lapangan. Tiap pemberian : seperempat dosis dalam setahun.
Pemberian Urea ke-1, 2 dan 3 masing-masing setelah tanaman berumur 15,18 dan 24 bulan di lapangan.
Pemberian pertama dan kedua, termasuk dosis TSP, KCl dan Kieserit pada tahun ke-1, 2 di lapangan, masing-masing pada bulan Pebruari dan Agustus/September.
Diberikan menjelang daun tumbuh kembali setelah masa gugur daun.
2) Pemupukan dengan tablet - Kehilangan hara dari pupuk yang terjadi melalui proses pencucian dan erosi dapat dikurangi - Hara pupuk larut dengan proses lepas lambat (slow release) sehingga secara efektif dan efisien dapat diserap oleh tanaman - Aplikasi pupuk lebih mudah, menghemat tenaga dan biaya Pupuk tablet dengan formula tertentu digunakan dengan cara membenamkan/ditugal ke dalam tanah sdi sekitar tanaman dengan jumlah sesuai dengan dosis yang diperlukan untuk jangka waktu tertentu (2 tahun). Pemupukan ini dilakukan sesaat setelah tanam dan baru diulangi lagi pada waktu persediaan pupuk dalam tanah sudah habis (tahun ke-3) Sumber : Pedoman Teknis Karet, Dirjenbun Kementerian RI
Demikianlah Artikel BUDIDAYA TANAMAN KARET YANG BAIK
Sekianlah artikel BUDIDAYA TANAMAN KARET YANG BAIK kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel BUDIDAYA TANAMAN KARET YANG BAIK dengan alamat link https://caramenanamorganik.blogspot.com/2012/09/budidaya-tanaman-karet-yang-baik.html
0 Response to "BUDIDAYA TANAMAN KARET YANG BAIK"
Posting Komentar